Pendapat seorang yang bukan bibliophile tentang buku absurd The Outsider?

  

Pendapat seorang yang bukan bibliophile tentang buku absurd The Outsider?
THE OUTSIDER 
ALBERT CAMUS”


          Buku ini  tipis dan simpel. Plotnya, meskipun kadang aneh. saya tak akan berharap emosi kalian diaduk-aduk ketika membaca buku ini.

         Tapi itu hanya di permukaan. Novel ini sesungguhnya sangat dalam dan penuh makna. Novel ini membiarkan emosi Anda menunggu di luar, dan mengundang perdebatan sengit dalam pikiran Anda. Novel ini sangatlah pendek dan langsung ke intinya, namun novel ini membuat saya tak berhenti memikirkanya novel ini sungguh  unik buat saya meskipun saya sendiri tidak terlalu gemar membaca novel apa lagi tentang filsafat saya lebih suka membaca manga ataupun novel  yang menceritakan sebuah fantasi seperti harypotter , percy jackson ,dan etcetera. Saya merasa novel tentang filsafat bukanlah bobot saya kaena saya masih 16 tahun , tetapi karna tugas sekolah apa boleh buat.

           Saya cukup nyaman membaca novel ini yang pertama saya mengira sangat membosankan, ternyata novel ini sangat menarik bagi saya dan novel ini sangalah pendek dan bisa selsai denga 2 hari membaca jika tekun membaca sesaat waktu luang,  jadi tidak begitu menyita waktu saya 

          "Di masyarakat kita, orang yang tak menangis saat pemakaman ibunya dapat dihukum sampai mati." Sesederhana  sekali penjelasan sang penulis Albert Camus seorang keturunan Spanyol, menggambarkan tokoh utama Meursault dalam buku ini dihukum karena ia tak mengikuti permainan. Ia seorang 'pembangkang' atas lingkungan tempat ia tinggal, keluyuran di daerah pinggiran, bermain-main di tepian kehidupan, soliter dan sensual. Pemikiran Camus dalam buku ini mampu menyeret kita kepada pernyataan terhadap diri sendiri menolak ber buat dosa atau berbuat salah .
          
           The Outsider, diterjemahkan dari karya Albert Camus berbahasa Perancis, L'Etranger. The Outsider adalah karya sastra berbentuk roman. Roman ini ditulis pada tahun 1942. Lokasi ceritanya adalah di  tempat bernama Aljazair, tempat Camus dilahirkan dan tumbuh dewasa  Filsafat absurditas telah mendarah daging dalam diri Camus melahirkan karya-karyanya yang seolah olah time less seperti desain mobill jeep ato mercy gclass , G63 AMG adalah mobil off road favorit saya,saya Adalah pengemar mobil atau jam tangan sepeti rolex atau patek philipe dan masih banyak lagi  desain jam dan mobil tersebut tak pernah dimakan oleh waktu selalu terkesan baru dan keren  .
           
           Novel ini sangat  menarik pembaca yang olehpenulisnya Albert camus,  dengan lugas menggambarkan sebuah  'pemberontakan' dalam diri Camus yang tidak pernah lepas dari pemikiran-pemikiran filosofis sang penukis. Tak kalah unik, buku ini berhasil menciptakan perenungan bagi saya dan mungkin pembaca -pembaca lainya

        Sebagai tokoh yang dikenal absurdis, Camus menekankan agar menghadapi hidup dengan berani tanpa takut pada bahaya kematian yang bisa datang setiap saat tanpa diketahui. Melakukan  pemberontakan (revolt) atas hidup!

       Dalam pengatar buku ini pun, penulis menciptakan tokoh utama yangsangat amat misterius, tidak peduli dengan aturan norma sosial, layaknya orang asing bagi dirinya sendiri juga kehidupannya di bumi. Sunggu aneh bukan? Menurut analisis saya , Meursault menjalani semua aksi, keinginan dan kegundahannya. Ia mewakili manusia yang tidak masuk akal seolah olah sangat tidak mencerminkan manusia pada umumnya  seperti orang yang cacat dalam sebuah masyarakat, seorang yang aneh "suatu perseteruan antara panggilan manusiawi dan keadaan dunia yang tidak masuk akal."
            
        Tokoh utama Meursault yang terbagi menjadi dua adegan, memudahkan pembaca untuk memahami fakta yang sebenarnya dalam novel ini . Di bagian pertama Meursault dikenalkan sebagai pria yang tenang dengan tetap menjalani kehidupannya sebagai manusia pada umumnya. Hingga suatu hari mendapati kabar bahwa ibunya telah wafat di sebuah panti jompo yang terletak di luar kota dari tempat dia bekerja. Selanjutnya, berbagai situasi atau keadaan mencekam menjadi klimaks di bagian kedua. Sampai suatu ketika Meursault menghadapi hukuman mati.

     "Harapan terakhirku adalah mestinya ada sekumpulan penonton pada eksekusiku dan mereka mestinya menyambutku dengan teriakan kebencian," tulis Camus mengakhiri novel The Outsider ini. Meursault tokoh utama dalam buku ini memberikan sebuah wacana kebebasan bagi warga negara Perancis ,itu bukan sebagai penyampaian penyesalan sebab telah melakukan 'pretensi heroik' yang dianggap menantang etika. Justru sebaliknya, ia merasakan sebuah kemerdekaan , atas kehendak dirinya mengutip catatan Camus menuai keinginan demi yang absolut dan kebenaran. Meski itu sesuatu yang negatif, kebenaran lahir dari hidup dan perasaan, tapi tanpa kemenangan atas diri sendiri atau atas dunia tidak akan pernah mungkin terjadi.

       Sebagaimana penjelasan Albert Camus sang penulis, barangkali pembaca akan memberikan label bahwa tokoh dalam buku ini adalah seorang heroik, pemberontak dan anti penguasa. Realitanya, Camus memberikan kejutan yang bahkan diluar dugaan saya . Penulis dengan sangat mahirnya menghidupkan gejolak batin melalui tokoh ciptaannya meursault sebagai seorang seniman satra. Dia sangat  mampu mengajak pembaca untuk berpikir tentang diri kita juga lingkungan di sekitar kita.

       Albert Camus Mendapat Penghargaan Nobel Sastra 1957 dalam pidatonya tertulis di lembar akhir buku ini tepat di halaman 153 di versi buku saya yang di publikasi oleh Ecosytem publishing yang dicetak dengan tinta biru. Penjabaran atas pernyataan saat dia dinobatkan tidak lepas dari alasan Camus melahirkan The Outsider sebagai hasil perenungan atas peristiwa yang terjadi di lingkungan dia . 

     Camus sang pebulis mengatakan, "bagi diriku sendiri, saya tidak bisa hidup tanpa kesenian." Dalam pernyataannya, “ Seniman menyatukan dirinya dengan yang lain, di tengah keindahan yang tidak bisa dia lakukan dan lingkungan yang tidak dapat dilepaskan darinya. Itulah sebabnya seniman sejati tidak mencemooh apa-apa: mereka berkewajiban untuk mengerti daripada menilai. 

    "Bukan hakim tapi pencipta akan memerintah, apakah dia seorang pekerja atau intelektual," ucap Camus, mengutip Nietzsche saat pidatonya di Balaikota di Stockholm, 10 Desember 1957, Nietzsch adalah,seorang filsuf Jerman dan seorang ahli ilmu filologi yang meneliti teks-teks kuno,  Yang di mana Meursault terjadi karena dia menolak berbuat dosa atau melakukan yang salah  menegaskan kembali bahwa hal tidak benar yang dimaksud Camus bukan mengatakan apa yang tak benar. Dalam kenyataan terutama,  juga mengatakan kebenaran dalam soal hati manusia, mengatakan lebih dari yang dirasakan.

     Terlepas dari latar belakang Albert Camus sebagai seorang sastrawan eksistensialis dengan gaya bahasanya yang sangat Amat memikat, buku ini tetap menarik untuk dibaca. Meskipun novel ini terjemahan, inti cerita dan makna masih sangat tersampaikan yang berhasil dituliskan kembali oleh penerjemah Natalia Trijaji  menurut versi buku saya dengan di selimuti pemikiran Camus yang ‘sejati'. Ide Ide  yang tidak  bisa lepas dari kesenian memiliki kesan yang tersendiri bagi saya  dan mungkin kalian pembaca untuk direnungkan sebagai refleksi kehidupan. Sekian dari saya orang yang tidak gemar membaca buku, seorang yang bukan bibliophile.

-Julius Calvin Surjanto

Comments